Waktu tanam dan waktu panen yang tepat dapat menurunkan serangan hama ataupun penyakit. Merebaknya hama atau penyakit biasanya berhubungan dengan tingkat perkembangan inang. Persamaan waktu antara bertambahnya populasi hama dan waktu mudahnya terserang hama sebaiknya di hindari. Pengetahuan tentang daur hidup hama dan kecocokanya dengan tanaman inang dapat menjadi pegangan bagi para petani untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menanam ataupun memanen. Memang tidak ada patokan khusus yang dapat dipakai sebagai dasar untuk mengetahui adanya fluktuasi hama tanaman.
- Penanaman serentak pada daerah yang luas berarti semua tanaman pada tingkat perkembangan yang mudah diserang dan menarik serangan hama dapat dibatasi. Penanaman yang berturut-turut justru memperpanjang bahaya serangan penyakit.
- Di colombia, timbulnya wereng pada tanaman boncis berkurang, karena tanaman buncis tersebut ditanam 20-30 hari sesudah jagung. Kemungkinan, tanaman jagung menjadi tempat berlindung bagi wereng (jassid). Kerugian akibat serangan hama terhadap buncis berkurang hingga 66%, bila dibandingkan dengan tanaman monokultur.
- Di ghana, petani hanya menanam jagung pada musim hujan. Bila ditanam pada musim kurang hujan maka jagung akan diserang oleh hama pengebor batang.
- Petani di Asia tenggara hanya menanam padi saja pada musim hujan. Tradisi ini bertujuan untuk memutus daur hidup penggerak batabg padi (sundep dan beluk).
- Di Filipina, petani menanam jagung lebih dini untuk menghindari serangga penggerek pucuk yang berlebihan.
- Di zambia, penanaman kacang tanah yang dilakukan dengan tepat, maka tingkat kerugian polong hanya 9%. Tetapi, bila penanaman di tunda sampai 3 minggu, maka tanaman akan diserang hama dalam tanah sehingga kerugian dapat mencapai 16%-22%.