Tuesday, August 30, 2011

Usaha tani sayuran, potensi dari pekarangan

Pekarangan atau halaman rumah di perkotaan biasanya dimanfaatkan sebagai taman dengan tanaman hias. Sedangkan di pedesaan, halaman yang luas banyak yang dibiarkan begitu saja, padahal lahan pekarangan bisa disulap menjadi taman sayuran atau buah-buahan

Pekarangan atau halaman rumah di perkotaan biasanya dimanfaatkan sebagai taman dengan tanaman hias. Sedangkan di pedesaan, halaman yang luas banyak yang dibiarkan begitu saja, padahal lahan pekarangan bisa disulap menjadi taman sayuran atau buah-buahan yang produktif menghasilkan uang. Tentu saja jenis sayuran atau buah yang dipilih harus sesuai dengan luas pekarangan.


Lebaran, bagi ibu rumah tangga yang tidak pulang kampung, memiliki kesulitan tersendiri. Terlebih jika tinggal di perumahan yang mayoritas pendatang, mereka dipusingkan dengan ketidakhadiran tukang sayur yang biasanya berkeliling. Sementara pembantu yang biasa berbelanja ke pasar juga tidak bisa diharapkan karena pulang kampung.

Persoalan menjadi lain jika di pekarangan rumah, kendati tidak begitu luas, tersedia tanaman sayuran. Kalau memerlukan, kita tinggal petik saja sayuran di depan rumah, baik terung, tomat, cabai, bayam, maupun jenis sayuran lainnya yang bisa ditanam di pot. Namun sayang, banyak pekarangan yang tidak menyediakan sayuran.

Seperti yang dialami Ny Retno (33 tahun). Ibu satu anak ini tinggal di sebuah perumahan dekat Cibubur, Bogor, dan karena hobinya, menanam sayuran di depan rumah. Seperti cabai, setiap hari tinggal petik karena dari dua pohon saja jumlah cabainya cukup banyak. Jeruk untuk bumbu sayur juga ada. Memang karena sempitnya lahan, tidak semua jenis sayuran bisa ditanam, tetapi dengan penataan yang baik, misalnya membuat rak tanaman dari pralon, beberapa jenis sayuran bisa dibudidayakan.

Untuk mencari benih tanaman sayuran dalam pot sebenarnya juga tidak begitu susah. Tidak perlu harus mengimpor benih, karena di Indonesia ada juga produsen benih sayuran. Salah satunya adalah Sartono, petani yang menjadi produsen penangkar benih hortikultura di Blitar. Pria dengan tiga anak ini memulai usahanya menjadi petani, kemudian menangkar benih dan membuat perusahaan "Riawan Tani".

Memang kondisinya sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan benih multinasional yang telah merambah ke berbagai negara. Perusahaan yang didirikan petani lulusan sekolah menengah ekonomi atas (SMEA) itu bertekad mengembangkan benih-benih sayuran Indonesia asli.

"Saya prihatin saat ini banyak sekali benih impor yang masuk ke Indonesia tanpa sertifikasi dan tidak terdeteksi oleh karantina pertanian," katanya. Dia menjelaskan bagaimana seseorang yang demikian bebas membawa benih dalam koper dari luar negeri, kemudian benih itu dikemas dan dijual bebas.

Dalam mewujudkan niatnya itulah pada akhirnya dia menjadi mitra Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Departemen Pertanian untuk ikut mengembangkan dan memasarkan benih yang dihasilkan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) dan Balai Penelitian


Tanaman Sereal

Secara khusus, Balitsa yang ada di Jl Tangkuban Perahu 517 Lembang, Jawa Barat, telepon (022) 2786245 ini terus mengembangkan berbagai jenis tanaman sayuran varietas baru. Varietas yang dikembangkan bersama UD Riawan Tani adalah cabai varietas Tanjung-1, Tanjung-2, dan Lembang-1. Kemudian tanaman tomat varietas Mirah, Opal, dan Zamrud, mentimun varietas Saturnus, Pluto, dan Mars, serta tanaman buncis varietas Horti-1, Horti-2, dan Horti-3.

"Memang varietas itu belum semuanya bisa dipasarkan, tetapi saya percaya akan dihasilkan varietas yang sangat menguntungkan bagi para petani yang membudidayakannya," katanya.

Jumlah benih yang diusahakan Sartono adalah 33 jenis yang kesemuanya merupakan produk tanaman asli Indonesia. Benih yang tersedia di antaranya adalah cabai, pepaya, mentimun, sawi, terong, bayam, sledri, petsai, bestru, gambas, tomat, pare, kangkung, kacang panjang, dan tanaman hortikultura lainnya.

Sartono mengakui, untuk menjadi produsen bibit tidak mudah karena dia harus sepuluh tahun belajar untuk kemudian mendapatkan sertifikat resmi dari pemerintah bahwa dia memang layak untuk memproduksi benih sendiri. Para pembeli biasanya adalah pedagang benih, mereka biasanya tinggal telepon ke kantornya di (0342) 808020, kemudian barang akan dikirimkan.

Sayuran yang dijual memang sebagian besar bisa dikembangkan di dalam pot. Pemeliharaan tanaman sayuran di pot relatif lebih mudah karena bisa diawasi setiap hari.

Selain itu, sebenarnya tanaman sayuran di pekarangan juga bisa menghibur dan menarik perhatian. Di sore atau pagi hari, kita bisa duduk di teras rumah sambil memandangan tanaman sayuran. Pada saat tanaman itu berbuah, tentu dapat dipetik hasilnya.

Jika pekarangan luas, hasil usaha tani ini juga bisa dikembangkan secara komersial. Artinya, sayuran yang dihasilkan bisa dijual ke tetangga. Untuk jenis sayuran seperti cabai, pada saat tertentu harganya bisa tinggi. Selamat memanfaatkan pekarangan untuk wirausaha.



Sumber:
http://www.situshijau.co.id
 
Toko Pertanian Online Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template