Saturday, May 15, 2010

Budidaya Kacang Tanah pada Lahan Kering

Oleh : Pepi Nur Susilawati

Pendahuluan
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak.
Propinsi Banten mempunyai lahan kering pertanian dan perkebunan seluas 301.901 ha, namun yang baru dimanfaatkan untuk pertanaman kacang tanah dan jagung adalah 22.293 ha. Oleh karena itu, peluang pengembangan tanaman palawija di lahan kering masih terbuka untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Tahun 1989 produktivitas kacang tanah di Provinsi Banten 1,25 ton/ha. Tahun 2003 nilai produktivitasnya mengalami penurunan menjadi 0,75 ton/ha.

Syarat tumbuh
Pertumbuhan tanaman kacang tanah dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, ketinggian tempat, penyinaran dan tekstur tanah. Tanaman kacang tanah membutuhkan suhu udara 23 – 26,5 0C, ketinggian tempat 0 –500 m dpl, curah hujan 800 – 1.300 mm/tahun, kelembaban udara 65 – 75 % dan tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu (tanah andosol, regosol dan latosol) dengan pH 6 – 7.

Tekhnik Budidaya
Benih
• Benih yang digunakan berasal dari tanaman sehat, bebas hama dan penyakit, kualitas bijinya baik, mempunyai hasil tinggi dan berumur genjah.
• Varietas unggul kacang tanah yang telah dilepas oleh Badan Litbang pertanian adalah: Gajah, Kelinci, Zebra, Kidang, Rusa, Anoa, Tapir, Pelanduk, Kancil, dan Domba.
• Dari hasil kajian yang dilakukan di lahan petani seluas 1 ha di desa Bantarwaru Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, diperoleh hasil Kidang 2,3 ton/ha, Gajah 1,3 ton/ha, Anoa 0,3 ton/ha dan Lokal 0,54 ton/ha.

Pengolahan tanah dan persiapan tanam
• Tanah diolah dengan membersihkan lahan terlebih dahulu kemudian dibajak dan digaru sedalam 20 – 30 cm.
• Buat petakan dan saluran antar-petak (saluran drainase) dengan jarak 3-4 m. Lebar saluran 25-30 cm, tinggi saluran petakan 20-30 cm.
• Buat bedengan dengan jarak tanam 40 x 10 cm.

Penanaman
• Benih ditanam pada lubang dengan kedalaman 3-5 cm dengan cara tugal, 1 benih/lubang.
• Jumlah benih yang dibutuhkan sekitar 80 kg biji/ha.

Pemupukan
• Dosis pupuk rekomendasi adalah: Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, KCl 50 kg/ha dan pupuk organik 2 ton/ha.
• Pupuk organik diberikan pada saat tanam sebagai penutup lubang tanam.
• Pemupukan pertama diberikan secara larikan pada saat tanaman berumur 7-10 hari (Urea dengan dosis 40 kg/ha, Sp-36 75 kg/ha dan KCl 50 kg/ha).
• Pada saat tanaman berumur 30 hari, diberikan pupuk susulan Urea 35 kg/ha.

Penyiangan
• Penyiangan dilakukan minimal 2 kali selama pertumbuhan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST) dan umur 40 HST.
• Saat penyiangan kedua tanah digemburkan dan ditimbun dekat pangkal batang tanaman agar bakal buah mudah menembus tanah sehingga pertumbuhannya optimal.

Pengairan
• Tanaman kacang tanah tidak menghendaki tanah yang tegenang.
• Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hingga tanah cukup basah.

Pengendalian hama dan Penyakit
• Pengendalian hama dan penyakit menggunakan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).
• Jenis hama yang menyerang pada tanaman kacang tanah adalah :
1. Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
2. Ulat Penggulung Daun Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
3. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman, penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
4. Ulat Jengkal (Plusia sp) Ulat menyerang daun kacang tanah. Pengendalian:penyemprotan menggunakan Pestona.
5. Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: penanaman serentak; penyemprotan menggunakan Pestona.
6. Wereng Empoasca Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca. Hama ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan Azodrin, Karphos atau lnsektisida yang tersedia.
7. Hama lainnya adalah Aphis dan tungau yang menjadi vektor (pembawa) virus.

• Penyakit yang sering menyerang kacang tanah :
1. Layu Bakteri (Xanthomonas solanacearum ) Gejala : saat matahari terik tanaman terkulai seperti disiram air panas, dan langsung mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian dengan pergiliran tanaman dan penggunaan varietas tahan.
2. Bercak Daun (Cercospora personata) disebabkan oleh jamur. Gejala : terdapat bercak pada permukaan daun sebelah atas berwarna coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari Conidiospora. Serangan muncul biasanya pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari Pengendalian: Anthracol atau Daconil
3. Penyakit Selerotium Disebabkan oleh jamur Selerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembab. Gejala : terdapat bercak hitam pada pangkal batang dan tanaman yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian : tanaman yang terserang dicabut dan dibakar, memperbaiki saluran drainase agar air tidak tergenang.
4. Penyakit Karat (Uromyces arachidae) Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian:, menanam varitas yang tahan, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
5. Penyakit sapu setan Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua, daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek. Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut, dibuang dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan, menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya dengan menggunakan Pestona atau Natural BVR

Panen
• Panen dilakukan pada umur 100 -110 hari yang ditandai dengan : sebagian daun telah rontok, kulit polong mengeras dan berwarna kehitaman, polong berisi penuh, kulit biji mengkilat dan tidak berair, jika ditekan pada ujung polong mudah pecah.
• Selain polong kering, hasil lain yang dapat dimanfaatkan dalam usahatani kacang tanah adalah brangkasan. Bobot brangkasan basah yang diperoleh berkisar 8,4-9,1 ton/ha atau 2,5-2,7 ton/ha brangkasan kering.

Sumber:
http://banten.litbang.deptan.go.id
 
Toko Pertanian Online Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template